Ekonomi Kreatif

Investasi Ekonomi Kreatif Tembus Target Q3 2025 Dorong Optimisme Nasional

Investasi Ekonomi Kreatif Tembus Target Q3 2025 Dorong Optimisme Nasional
Investasi Ekonomi Kreatif Tembus Target Q3 2025 Dorong Optimisme Nasional

JAKARTA - Capaian investasi sektor ekonomi kreatif pada tahun ini menjadi sorotan penting di tengah dinamika perekonomian nasional. 

Hingga memasuki triwulan ketiga 2025, sektor ini dinilai menunjukkan performa solid yang mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap potensi ekonomi kreatif Indonesia. Pemerintah pun menilai tren tersebut sebagai sinyal positif bagi keberlanjutan pertumbuhan ke depan.

Menteri Ekonomi dan Kreatif Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa realisasi investasi ekonomi kreatif telah mendekati target tahunan yang ditetapkan. Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, nilai investasi yang masuk tercatat signifikan dan menjadi salah satu penopang penting investasi nasional. Capaian ini disebut bukan sekadar rencana, melainkan dana riil yang telah direalisasikan.

Realisasi investasi ekonomi kreatif hingga triwulan III-2025 mencapai Rp132,04 triliun. Angka tersebut setara dengan 97 persen dari target yang berada pada kisaran Rp123,9 triliun hingga Rp136,3 triliun. Target tersebut ditetapkan sebagai upaya memperkuat posisi ekonomi kreatif sebagai sektor unggulan nasional.

“Untuk investasi ekraf, tahun 2025 ini kami ditargetkan Rp123-136,3 triliun. Alhamdulillah dalam triwulan ketiga, itu di akhir Oktober lalu, itu telah mencapai 97% dari target atau senilai Rp132 triliun,” kata Teuku dalam acara Ekraf Annual Report 2025 di Jakarta.

Capaian investasi mendekati target tahunan

Menurut Teuku, realisasi investasi tersebut memberikan kontribusi sekitar sembilan persen terhadap total investasi nasional. Kontribusi ini dinilai cukup besar, mengingat ekonomi kreatif selama ini kerap dipandang sebagai sektor pendukung, bukan penggerak utama. Fakta tersebut menunjukkan perubahan signifikan dalam struktur investasi nasional.

Ia juga menegaskan bahwa nilai investasi yang dicatat bukan berasal dari nota kesepahaman atau rencana kerja sama semata. Dana tersebut merupakan investasi nyata, termasuk dari luar negeri, yang telah masuk dan digunakan di sektor ekonomi kreatif. Hal ini menandakan adanya kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Indonesia.

“Jadi sudah 9% dari total investasi,” ujar Teuku. Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan posisi ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor yang patut diperhitungkan dalam peta investasi nasional.

Menurutnya, minat investor asing, khususnya dari sektor swasta internasional, terus meningkat. Kepercayaan tersebut muncul seiring penguatan regulasi, potensi pasar domestik yang besar, serta kreativitas sumber daya manusia yang dinilai kompetitif di tingkat global.

Ketertarikan investor asing semakin menguat

Selain investasi, kinerja ekspor produk ekonomi kreatif juga menunjukkan tren menggembirakan. Pemerintah menargetkan nilai ekspor ekonomi kreatif mencapai US$26,4 miliar atau setara Rp443 triliun pada tahun 2025. Target tersebut disusun dengan mempertimbangkan kondisi pasar global dan daya saing produk nasional.

Data Badan Pusat Statistik yang dipaparkan Teuku menunjukkan capaian sementara hingga triwulan III-2025 telah mencapai US$26,88 miliar atau sekitar Rp451 triliun. Angka ini melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya dan mencerminkan performa ekspor yang kuat.

Teuku mengklaim bahwa pada Oktober 2025, realisasi ekspor ekonomi kreatif telah menembus sekitar 101 persen dari target tahunan. Selain itu, kontribusinya mencapai 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional, menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

“Pada Oktober 2025, ini baru diserahkan secara langsung datanya oleh BPS minggu lalu, itu telah mencapai 101% dari target,” ucapnya. Ia menilai capaian tersebut sebagai bukti daya saing produk kreatif Indonesia di pasar global.

Kinerja ekspor produk kreatif melampaui sasaran

Di sisi ketenagakerjaan, sektor ekonomi kreatif juga menunjukkan perkembangan signifikan. Pemerintah menargetkan penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 25,55 juta orang pada 2025. Target tersebut dirancang untuk mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas.

Berdasarkan data BPS, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif hingga Agustus 2025 mencapai 27,4 juta orang. Capaian ini setara dengan 107 persen dari target yang telah ditetapkan, atau melampaui sekitar 1,9 juta pekerja dari sasaran awal.

“Alhamdulillah dari survei yang diberikan oleh BPS, saat ini sudah mencapai 107% dari target atau sudah 27,4 juta,” kata Teuku. Ia menilai capaian tersebut menunjukkan daya serap sektor kreatif yang sangat kuat.

Hal menarik lainnya, mayoritas tenaga kerja ekonomi kreatif berasal dari kelompok usia muda. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional, sekitar 50 persen pekerja ekraf berusia di bawah 40 tahun. Kondisi ini dinilai positif bagi keberlanjutan sektor dalam jangka panjang.

Kontribusi terhadap PDB dan prospek mendatang

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto juga menunjukkan tren positif. Data BPS untuk tahun 2024 mencatat pertumbuhan PDB ekonomi kreatif mencapai 6,57 persen, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan PDB nasional sebesar 5,03 persen.

Untuk tahun 2025, Kementerian Ekonomi dan Kreatif menargetkan pertumbuhan PDB sektor ini berada pada kisaran 5,3 hingga 5,54 persen. Meski data resmi baru akan dirilis pada awal 2027, pemerintah optimistis target tersebut dapat tercapai.

“Nah untuk poin keempat ini biasanya BPS akan mengeluarkan data di awal tahun,” jelas Teuku. Ia menambahkan bahwa capaian sebelumnya menjadi indikator kuat bahwa ekonomi kreatif akan terus berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Dengan capaian investasi, ekspor, tenaga kerja, dan kontribusi PDB yang positif, sektor ekonomi kreatif dinilai semakin kokoh. Pemerintah berharap tren ini dapat terus dijaga guna menjadikan ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan baru yang berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index